![Mulai Berinvestasi part #1 Mulai Berinvestasi part #1](http://brdsg.com/img/1200/bsob0d3ebsoengydry_2/Cv3THDj9tRcHHkgCv4Abl9dYfwEBm0Qvm0tPEDkkhrg.jpg)
Orang muda di usia produktif menjalankan usaha sampingan untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Karyawan yang menjelang pensiun menjalankan usaha sampingan sebagai bekal di masa pensiun mereka.
Fakta di atas menunjukan bahwa memiliki usaha sampingan di luar pekerjaan utama kita tidak memandang usia. Bahkan, tidak jarang ada mahasiswa yang sudah memiliki usaha sampingan sejak di bangku kuliah.
Usaha sampingan yang paling sering dijalankan adalah dengan membeli franchise, merintis usaha baru dengan berjualan online atau bisa juga mengambil pekerjaan sampingan seperti menjadi agent asuransi atau properti. Namun menjalankan usaha sampingan juga tidak selalu menyenangkan. Berikut beberapa keluhan yang mungkin pernah kita dengar:
- Franchise gagal karena hanya hype sementara
- Usaha tutup karena tidak ada orang yang ahli dalam bidangnya
- Perlu modal yang cukup besar untuk menjalankan usaha
- Pekerjaan utama sudah menguras waktu dan tenaga
Masalah di atas sebenarnya tidak perlu anda pusingkan jika anda bisa menjadi bagian dari pemilik perusahaan konglomerat dan pebisnis hebat seperti keluarga Hartono, Soeryadjaya dan Salim yang terbukti sukses dalam berbisnis. Tapi apakah itu mungkin bagi pejuang korporat seperti kebanyakan kaum muda saat ini?
Jawabannya adalah Mungkin! Hadirnya bursa saham memungkinkan kita untuk menjadi pemilik dari berbagai perusahaan wonderful dengan modal yang minim tanpa perlu terlibat langsung dalam operasional harian mereka. Kita cukup menerima laporan kinerja mereka paling lambat 3 bulan sekali!
Lebih menariknya lagi terkadang bursa saham bisa memberikan diskon yang luar biasa bagi kita. Bayangkan saja di bulan Mei 2020, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) pernah dihargai sekitar Rp 30 triliun (Rp 1.000 / lembar), padahal kekayaan bersih saat itu ADRO adalah sebesar Rp 56 triliun. Artinya kita hanya perlu untuk membayar sekitar 0,53 Rupiah untuk setiap 1 Rupiah kekayaan ADRO. Adakah teman anda yang mau menjual perusahaannya dengan harga lebih murah dari kekayaan bersih dari perusahaan yang dimilikinya?
Jika anda memanfaatkan peluang diskon tersebut, anda hanya perlu bersabar hingga bulan oktober tahun 2022 untuk bisa menjual ADRO di harga Rp 4.000 / lembar! Berapa banyak usaha atau franchise yang bisa menghasilkan keuntungan sekian banyak hanya dalam waktu dua tahun? Contoh lainnya adalah bursa saham pernah menghargai PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) sebesar Rp 1,56 triliun (Rp 350 / lembar) pada bulan Oktober 2020. Padahal MPMX dulunya menghasilkan keuntungan Rp 400 miliar setiap tahunnya atau memberikan BEP sebesar 4 tahun, tergolong murah untuk perusahaan yang memiliki hak untuk menjadi satu-satunya distributor sepeda motor merek Honda di Jawa Timur dan NTT.
Jika saat itu anda membeli MPMX, anda tidak hanya menikmati kenaikan harganya yang sudah menjadi Rp 1.020 / lembar hari ini, tetapi total dividend yang sudah anda kantongi sejak saat anda membeli adalah sebesar Rp 545 / lembar! Dalam waktu 4 tahun anda sudah dapat dapat cash back lebih besar dari modal anda dan ditambah kenaikan harga sahamnya mencapai hampir 3x lipat! Selain itu, kami sendiri masih meyakini ke depannya MPMX bisa membagikan dividend sekurang kurangnya Rp 100 / lembar setiap tahunnya. Bayangkan saja setelah membeli MPMX anda bisa duduk santai sambil menunggu pembagian dividend yang jumlahnya sangat besar dari manajemen MPMX setiap tahun.
Dengan demikian, bisa kita simpulkan bahwa membeli saham sama dengan membeli bisnis. Adanya pasar saham memungkinkan seorang karyawan muda untuk memiliki bisnis otomotif terbesar di Indonesia, produsen mie instant terbesar di dunia, bank dan banyak lagi bisnis lainnya yang tidak mudah untuk dirintis oleh orang biasa. Jadi, jika kita tidak ingin repot merintis bisnis dari awal, kita bisa membeli saham dari perusahaan bagus dengan bisnis yang solid agar kita bisa memperoleh tambahan penghasilan di luar pekerjaan utama kita.
Meskipun masih banyak lagi cerita dengan happy ending dalam perjalanan investasi, tentu harus kami akui bahwa ada juga saham-saham yang berakhir tragis. Sebut saham Unilever (UNVR) yang turun dari Rp 8.600 di tahun 2019 menjadi 2.400 dalam 5 tahun atau turun lebih dari 70%, Saham Bukalapak (BUKA) yang pernah mencapai Rp 1.100 dalam beberapa hari setelah IPO pada Agustus 2021 dan saat ini harganya berkisar di Rp135 / lembar atau turun lebih dari 85%.
Setelah membaca fakta di atas, tentu kita akan bertanya bagaimana caranya kita bisa membedakan mana perusahaan yang layak untuk dibeli dan mana perusahaan yang harus dihindari sebagai investor? Untuk menjawab hal ini, pertama-tama kita harus mengetahui bagaimana cara pasar saham bekerja supaya kita bisa terhindar dari kerugian. Penjelasan terkait bagaimana cara pasar saham bekerja akan kami bahas pada artikel yang akan terbit besok.