-
-
29 Juli 2024 7:36 pm

TUGU: Naga Tersedak Atau Naga Merebak?

TUGU: Naga Tersedak Atau Naga Merebak?
Tanggal 26 Juli 2024 (Jumat) jam 9 malam, laporan keuangan TUGU per Q2 2024 keluar. Hasilnya mengejutkan. EPS Q2 secara YoY (vs Q2 2023) naik 119%, sementara secara QoQ (vs Q1 2024) naik 21%. Jika anda setahunkan, maka memberikan angka PER 4,7x sementara PBV 0,44x.

Secara logika, besok seninnya ketika pasar buka, maka harga saham TUGU langsung melejit. Tetapi apa yang terjadi? Harga saham TUGU malah turun pada hari ini.

-

Memang turunnya tidak banyak. Tetapi ini cukup mengejutkan bagi sebagian orang. Kami sih tidak pernah urus, karena prinsip kami selalu membeli saham bagus dan murah. Jika turun dan lebih murah (tapi tetap bagus), maka kami malah menambah saham tersebut.

Same company, only with lower price


Sebenarnya TUGU ini telah kami bahas pada Glimpse Analyzer periode 3 bulan lalu (link pembelian Glimpse Analyzer bisa didapatkan di sini https://glimpse-inc.id/GA-info). Tetapi hari ini kami akan membahas TUGU dari sisi yang berbeda.

Mengapa kinerja perusahaan TUGU meningkat? Dan apakah ini sustainable? Sayangnya, tidak demikian. TUGU memiliki siklus yang unik dimana akhir semester 1 dan akhir semester 2, cenderung banyak proyek yang diasuransikan. Banyak roll-over di periode tersebut. Dengan kata lain, kita akan melihat hasil Q3 yang kemungkinan besar tidak sebaik Q2. Tetapi nanti Q4, TUGU akan kembali bersinar lagi karena memang periodenya yang demikian. Yaitu Q2 dan Q4 yang bersinar.

Satu hal yang saya amati dari laporan keuangan Q2 TUGU ini adalah pada piutang usaha. Tidak pada umumnya terdapat klien PT PLN di LK TUGU. Tetapi di Q2 ini, ada akun piutang premi oleh PT PLN dengan nominal fantastis, yaitu Rp 750 M.

-

Angka ini menunjukkan angka yang paling besar untuk klien TUGU. Usut punya usut, ternyata TUGU sekarang bergerak sebagai leader konsorsium beberapa perusahaan asuransi untuk mengcover resiko PT PLN. Dari yang dulunya tidak ada nama PLN, sekarang sudah ada nama PLN dan nilainya fantastis.

Kami perkirakan, ini adalah omzet tahunan TUGU dari PLN. Selain itu, denger2 dari orang Telkom Group, sekarang TUGU sedang bidding untuk mengcover resiko Telkom Group. Kami memperkirakan premi yang akan didapatkan jika TUGU menang adalah Rp 400M. Saat ini, TUGU memberikan offering dengan premi yang lebih murah dari incumbent. Tetapi tentu kita tidak pernah tahu apakah TUGU akan menang atau tidak.

Memangnya, seberapa besar dampak terhadap TUGU dari dua klien tersebut? Jika kita anggap TUGU bisa menembus Telkom, maka akan ada premi sekitar Rp 1,1 T (dari PLN dan Telkom) yang akan digarap TUGU. Ini setara dengan peningkatan omzet sebesar 15% an. Good enough? Menurut saya, sangat baik. Perusahaan dengan PER 4,7x tetapi bisa memiliki potensi pertumbuhan 15% an. Ini belum termasuk klien2 lainnya yang mungkin bisa didapatkan oleh TUGU.

Belum lagi kalau asuransi kendaraan bermotor di Indonesia benar diwajibkan, maka akan ada tambahan pendapatan lagi yang bisa dirasakan oleh investor TUGU. Pertanyaannya, seberapa besar dampak jika wajib asuransi diberlakukan?

-

Apakah premi sebesar 12.2 Triliun ini cukup menggiurkan? Menurut kami sih tidak terlalu karena menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada tahun 2023 total premi bruto yang terkumpul pada industri asuransi umum mencapai 111.4 Triliun. Artinya, premi yang terkumpul dari aturan ini hanya berkisar 11% dari premi yang ada pada 2023. Ditambah lagi TUGU harus bersaing dengan 71 perusahaan asuransi umum lain di industri dan pada tahun 2023 sendiri market share TUGU adalah kurang dari 5% (premi bruto parent only tahun 2023 adalah Rp 5 T). Andaikan saja TUGU berhasil meraup 5% dari premi hasil aturan wajib ini (sangat optimis), maka tambahan premi ini setara dengan kenaikan 8% lagi.

Selain bicara pendapatan, sekarang kita bicara tentang laba yang mungkin didapatkan oleh TUGU. Semenjak covid-19, market asuransi sedang dalam kondisi hardening. Susah cuan. Premi terlalu rendah dan butuh repricing. Berita baiknya, dua tahun terakhir, perusahaan asuransi rata2 sudah melakukan repricing sehingga meningkatkan profitabilitas.

Bagaimana dengan TUGU? Kami menggunakan rasio yang bernama COR alias combined operating ratio. Rasio COR ini mengindikasikan perbandingan semua beban dari bisnis asuransi (beban klaim + beban komisi + beban operasional) terhadap pendapatan premi bersih. Semakin tinggi COR, semakin tidak menguntungkan perusahaan tersebut.

-

Angka di 2024 Q2 adalah angka estimasi kami. Terlihat bahwa saat ini, tingkat profitabilitas asuransi mengalami peningkatan. Sungguh sebuah good news jika kinerja TUGU bisa dipertahankan seperti saat ini. Jika saya ringkas, maka inilah yang terjadi pada TUGU:

Peningkatan pendapatan + efisiensi perusahaan + valuasi murah


Setelah ngomong tentang kebagusan TUGU, bagaimana jika walaupun bagus begitu harga masih turun? Atau bagaimana jika ternyata Q3 dan Q4 melempem tidak seperti yang kami harapkan? Ya prinsip kami sih tetap sama:

If I win, I win big. If I lose, I don’t lose much


Dengan PER 4.7x dan PBV 0,44x, diikuti dividend yield 6-7%/tahun, mau seberapa besar sih resikonya? Itulah yang ada di pikiran kami. Salah atau benar, tentu waktu yang akan menjawab.

Yang paling penting, ingat satu hal:

“Kalau untung, kamu yang untung Kalau rugi, kamu yang rugi Jadi, jangan mudah percaya omongan orang lain Termasuk omongan saya!”


Saya rasa, sekian artikel kami untuk TUGU. Semoga bermanfaat untuk anda. Dan selalu ingat, disclaimer ON ya! Oiya, promosi lagi terakhir, kalau anda mau dapat analisa terbaru kami, anda bisa langganan dengan klik link berikut https://glimpse-inc.id/GA-info).
Blog Post Lainnya
Hubungi kami
08113310081
support@glimpse.group
Berita Newsletter
`Berlangganan
@2025 glimpse-inc Inc.